Friday 3 October 2014

Ulangan TIK


"Sidang Perdana DPR Saja Sudah Diawali Ricuh..."

Jumat, 3 Oktober 2014 | 12:05 WIB
KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Sejumlah anggota DPR yang baru dilantik bersitegang dalam sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR 2014-2019, di Gedung Rapat Paripurna Nusantara II DPR-RI, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014). Sidang yang diwarnai aksi walkout ini menetapkan Setya Novanto dari Fraksi Partai Golkar sebagai Ketua DPR.

PURWOKERTO, KOMPAS.com — Kericuhan saat sidang paripurna penetapan pimpinan DPR periode 2014-2019 memperburuk citra DPR. Anggota Dewan dinilai tidak bisa menyelesaikan persoalan dengan baik atau tidak bisa menjalin konsensus, tetapi malah lebih mengedepankan konflik.
"Itu (kericuhan) memperburuk citra DPR karena mereka itu tidak mampu untuk melakukan permusyawaratan seperti yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia ini," kata pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Ahmad Sabiq, di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2014), seperti dikutip Antara.
Menurut dia, semestinya pemilihan pimpinan DPR dilaksanakan dengan permusyawaratan. Jika tidak bisa dengan musyawarah, jalan terakhir melalui voting. Namun, dalam sidang paripurna tersebut, ia tidak melihat ada upaya permusyawaratan di antara anggota DPR.
"Hanya menang-menangan saja. Sementara yang sudah pasti kalah, kemudian ngambek, walk out, dan seterusnya," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu.
Ahmad menambahkan, kondisi tersebut menunjukkan ketidakdewasaan para politisi di DPR dalam berpolitik. Meski demikian, dia menganggap kericuhan yang terjadi tak lama setelah pelantikan itu tidak berpengaruh terhadap masyarakat. Kejadian seperti itu sebuah tontonan yang sering kali dilihat.
"Namun, itu memperburuk citra DPR. Bahkan, sangat mungkin akan kembali terulang karena yang perdana saja sudah diawali dengan hal seperti itu (ricuh). Dapat kita prediksikan bahwa pola-pola konflik dapat terus terjadi," kata dia.

Sumber : Kompas

_____________________________________________________________________________________

Opini :

     Menurut saya anggota DPR tahun 2014-2019 belum siap untuk melakukan tugasnya. Kenapa? Ya, karena saat sidang paripurna saja sudah ricuh seperti itu, bagaimana dengan sidang selanjutnya? Seharusnya anggota DPR tahun 2014-2019 yang menjadi wakil seluruh rakyat Indonesia tidak boleh seperti itu.
     Kericuhan itu menunjukkan bahwa anggota DPR ini tidak dewasa saat melakukan musyawarah. Malahan sepertinya saat sidang mereka tidak melakukan musyawarah, seperti menurut Ahmad Sabiq. "Hanya menang-menangan saja. Sementara yang sudah pasti kalah, kemudian ngambek, walk out, dan seterusnya." Apa-apaan itu? Masa anggota DPR  yang seharusnya menjadi harapan rakyat malah melakukan hal seperti itu?
     Saya harap ini hanya awal yang buruk dari anggota DPR 2014-2019. Semoga saja untuk lima tahun kedepan mereka dapat melakukan sidang dengan musyawarah dan dewasa. Tidak seperti bocah yang kalau sudah kalah ngambek dan walk out. Dan juga saya harap mereka lebih bisa mengedepankan kepentingan rakyat daripada golongan dan tentu saja tidak korupsi, sehingga mereka dapat membawa perubahan bagi rakyat Indonesia.