Sunday 21 September 2014

Jurnalistik


Hardnews


Tes Mobil Dahulu Sebelum Beli Mobil di IIMS 2014

Penulis: Azwar Ferdian | Minggu, 21 September 2014 | 14:06 WIB


Azwar Ferdian/KompasOtomotif | All-New Nissan X-Trail sedang dijajal konsumen di IIMS 2014

Jakarta, KompasOtomotif - Gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014, memang ditujukan buat mereka yang mencari mobil impian. Tapi, ada baiknya untuk mengetahui luar dalam mengenai detail mobil, untuk mendapatkan kesan terbaik sebelum memutuskan membeli.

Selain penjelasan verbal dari sales, kebanyakan Agen Pemegang Merek (APM) yang ambil bagian di IIMS, memberikan kesempatan kepada calon konsumen untuk menjajal mobil yang hendak dibeli. Dengan pengujian langsung ini diharapkan pembeli bisa mendapatkan kesan berkendara dan juga mengetahui fitur-fitur yang ada di dalam mobil incaran.

Pada gelaran IIMS tahun ini, arena test drive terletak di halaman parkir utama JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Deretan mobil terbaru seperti All-New Nissan X-Trail, Kia Carens, Renault Duster atau Isuzu MU-X tersedia di arena pengujian ini.

Peserta test drive bisa berkendara mengelilingi arena parkir sampai ke jalan raya depan JIExpo. Ada halang rintang berupa polisi tidur, dan tanjakan serta turunan kecil. "Kalau belum macet seperti sekarang, mengetesnya bisa sampai ke jalan raya. Tapi kalau sore hari biasanya sudah macet, kami akan arahkan ke dalam area parkir. Jaraknya kira-kira 2 kilometer," jelas Fajar, petugas pendaftaran saat ditemui KompasOtomotif, Minggu (21/9/2014).

Fajar melanjutkan, biasanya di akhir pekan peserta pengujian akan membludak. Pada Sabtu (20/9/2014), mencapai 277 peserta. Hari ini Fajar memprediksi akan lebih banyak lagi yang mendaftar. "Disarankan jangan terlalu sore bila mau test drive, antreannya panjang. Lebih baik siang hari, tapi memang cuacanya agak panas," papar Fajar.

Pantauan KompasOtomotif, calon konsumen didampingi pramu niaga dari beragam merek berkumpul di tenda pendaftaran. Kebanyakan dari peserta adalah keluarga muda, yang memang sengaja datang ke IIMS untuk membeli mobil.

"Saya memang menunggu IIMS untuk beli Ford EcoSport. Mungkin saja diskonnya bisa lebih besar di sini, kebetulan mau beli tunai. Sekarang mau test drive dulu, tadi sekalian diajak oleh sales-nya agar lebih sreg," ujar Icuk yang didampingi istrinya saat hendak menguji EcoSport.

Calon konsumen potensial
Sementara itu, Budi, sales dari Nissan menjelaskan, biasanya konsumen yang sampai melakukan pengujian sudah hampir pasti jadi membeli. Budi menjelaskan prosedurnya, dimana calon konsumen mendaftar lebih dulu di booth, dan memilih mobil yang akan dicoba.

"Pengunjung datang ke booth, setelah kami jelaskan mobil yang hendak dibeli, mereka akan ditawarkan untuk menguji langsung dan melakukan pendaftaran. Kami mengantar ke sini (arenatest drive). Kemungkinan jadi membelinya memang besar kalau sampai melakukan pengujian, tapi memang ada saja yang batal," ujar Budi saat mengantarkan calon konsumennya mencoba All-New X-Trail.
Editor: Aris F. Harvenda


Softnews

Densus 88 Antiteror Sergap Pasutri Terduga Teroris

Minggu, 21 September 2014 | 15:31 WIB
KOMPAS IMAGES / VITALIS YOGI TRISNASimulasi penanggulangan teroris di Batan Puspiptek Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (23/4/2013). Simulasi ini digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bekerjasama dengan TNI, Polri, Batan




MATARAM, KOMPAS.

com
  - Detasemen Khusus 88 Antiteror menyergap pasangan suami istri dengan sangkaan terlibat terorisme, yaitu GN (31) bersama istrinya CL. Keduanya dibekuk saat melintas di Dusun Pali, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Bima.
Seperti dikutip Antara, GN bersama istrinya CL disergap Sabtu (20/9/2014), sepulangnya dari RS Muhammadiyah Kota Bima dan hendak menuju Desa Sai menggunakan kendaraan roda empat bernomor polisi EA 650 SZ.
Sebelum ditangkap, sekitar pukul 16.30 WITA, kendaraan GN dihadang puluhan polisi bersenjata. Kemudian, GN bersama penumpang lainnya dipaksa turun dari kendaraannya untuk digeledah. GN bersama CL langsung dibawa ke kantor polisi setempat.
Seiring penangkapan GN dan CL, Tim Densus 88 Antiteror juga menahan dua terduga teroris lain di Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, yakni JW (di Desa Kananta) dan SH (di Dusun Sarita, Desa Punti).
Sedangkan NR, terduga teroris lain, ditembak mati di Desa O'o, Kabupaten Dompu, dan jasadnya telah dibawa Tim Densus 88 antiteror.

Dari penangkapan itu, informasinya, Tim Densus 88 Antiteror menyita sejumlah barang bukti berupa senjata api dan bendera ISIS.
Kelima terduga tersebut langsung diangkut dengan dua kendaraan mobil Avanza dan sebuah mobil Feroza milik GN ke Kota Mataram. Kemudian, diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Internasional Lombok.


Editor: Sandro Gatra
SumberAntara


Opini

Kejagung Takkan Panggil Jokowi

Jumat, 19 September 2014 | 16:40 WIB
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWANJoko Widodo (Jokowi)



JAKARTA, KOMPAS.
com
  — Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung RI Tonny Spontana mengatakan, pihaknya tidak akan memanggil Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan bus transjakarta senilai Rp 1 triliun dan pengadaan bus untuk peremajaan angkutan umum reguler senilai Rp 500 miliar pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun anggaran 2013.

"Sampai hari ini, kami belum punya alasan hukum untuk memanggil Jokowi," kata Tony kepada beberapa media di kantornya, Jumat (19/9/2014).

Senada dengan Tony, Kasubdit Tipikor Sarjono Turin mengatakan, pemanggilan Jokowi tidaklah diperlukan.

"Semua bukti yang dibutuhkan sudah lengkap dan terpenuhi (untuk penyelidikan). Jadi, nggak perlu ada pemanggilan ke Jokowi," kata Sarjono di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Jumat.

Tony menambahkan, alat bukti yang dimiliki Jampidsus dan tim penyidik sudah kuat. Ia mengatakan, 125 bus yang dipermasalahkan ini sudah diperiksa satu per satu. Selain itu, Tony mengatakan, tim penyidik sudah memeriksa 60 orang saksi, meminta keterangan dari berbagai ahli, dan menyelidiki langsung ke Tiongkok dan Hongkong.

"Alat bukti itu bukan pendapat orang atau opini. Tapi, surat, dokumen yang bisa dibuktikan ahli. Apalagi keterangan dari pihak yang tidak menyidik, nanti bisa bias," ujar Tony.

Sebelumnya, Eggy Sudjana, pengacara Udar Pristono, tersangka kasus korupsi pengadaan bus tersebut, menilai Jokowi juga ikut bertanggung jawab dalam masalah bus transjakarta. Namun, ia menyayangkan sampai saat ini Jokowi belum diminta pertanggungjawabannya.


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Christina Andhika Setyanti
Editor: Hindra Liauw




____________________________________________________________

Sumber : Kompas.com

No comments:

Post a Comment